Minggu, 12 Mei 2013

Makan Besar ala Papua di Pesta Bakar Batu

Upacara Bakar Batu di Papua (Foto: Tripholiday)
Upacara Bakar Batu di Papua (Foto: Tripholiday)
PAPUA menyimpan sejuta budaya dan tradisi serta keindahan, mulai dari pesona alam hingga adat istiadat. Provinsi paling timur Indonesia ini memang memiliki adat istiadat serta upacara tradisional yang menarik untuk dinikmati sebagai obyek wisata, salah satunya upacara tradisional Pesta Bakar Batu.

Pesta Bakar Batu merupakan ritual tradisional masyarakat Papua yang berfungsi sebagai ucapan syukur atas berkah. Upacara ini dilakukan saat pernikahan, penyambutan tamu istimewa, upacara kematian, dan bukti perdamaian antar suku
.

Upacara ini terutama dilakukan suku di Lembah Baliem, yang memasak dan mengolah makanan dengan cara membakar batu. Setiap daerah dan suku memiliki istilah sendiri, misalnya masyarakat Paniai menyebutnya gapiia, masyarakat Wamena menyebutnya kit oba isagoa, sedangkan masyarakat Biak menyebutnya barapen, seperti dikutip dari laman Indonesia.Travel, Sabtu (23/2/2013).

Saat pesta bakar batu dilaksanakan, terlihat jelas solidaritas dan kebersamaan antar masyarakat Papua, sehingga kerap dijadikan ajang kumpul warga. Pesta bakar batu terdiri dari tiga tahapan.

Tahap pertama adalah persiapan, yakni mencari kayu bakar dan batu yang dipergunakan untuk memasak. Batu dan kayu ditumpuk sedemikian rupa kemudian dibakar hingga kayu habis dan batu menjadi panas.

Kemudian, proses memasak atau membakar. Biasanya, hewan yang akan dimasak adalah babi. Saat tahapan ini, masing-masing suku akan menyerahkan babi, kemudian kepala suku secara bergiliran memanah babi tersebut.

Selanjutnya, kaum wanita akan menyiapkan babi tersebut, membelahnya, dan menyiapkan bahan lainnya, seperti sayuran. Kaum pria akan membuat lubang yang dilapisi alang-alang dan daun pisang. Batu yang telah panas kemudian diletakkan di lubang tersebut menggunakan penjepit yang terbuat dari kayu.

Di atas batu panas tadi kemudian dilapisi lagi dengan alang-alang, dan ditaruh babi yang akan dimasak, kemudian ditutup dengan dedaunan. Dedaunan kembali ditutupi dengan batu-batu panas, lalu dilapisi daun-daun tebal.

Setelah daun-daun tebal, sayuran secara berlapis dengan daun dan batu panas kembali diletakkan di atasnya. Proses memasak ini membutuhkan waktu 60 hingga 90 menit. Setelah matang, makanan akan dihamparkan di atas rerumputan kemudian diberi sari dari buah merah, buah khas Papua, yang ditambah dengan penyedap rasa dan garam.

Tahap terakhir adalah makan bersama. Proses memakan makanan yang telah dimasak dimulai dengan kepala suku, kemudian anggota sukunya. Semua orang akan duduk mengelilingi makanan dan mendapat bagian yang sama.

Pesta Bakar Batu merupakan acara yang paling dinantikan warga Papua. Mereka bahkan rela meninggalkan ladang untuk mempersiapkan pesta ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar